Ringkasan Materi Pertemuan 2: Yoga, Mimamsa, Vedanta, Tokoh, dan Relevansi
Melanjutkan materi kita, berikut adalah ringkasan untuk pertemuan kedua, yang mencakup tiga aliran Darśana terakhir (Yoga, Mīmāmsā, Vedānta), serta para tokoh, relevansi, dan aplikasinya dalam kehidupan.
Ringkasan Materi Pertemuan 2: Yoga, Mīmāmsā, Vedānta, Tokoh, dan Relevansi
E. Yoga Darśana
Fokus: Aliran ini dipelopori oleh Ṛṣi Patañjali. Nama "Yoga" berasal dari urat kata "Yuj" yang artinya menghubungkan diri dengan Tuhan.
Ajaran Pokok (Aṣṭāṅga Yoga): Ajaran Yoga Darśana yang paling terkenal adalah delapan tahapan (Aṣṭāṅga Yoga) yang diajarkan untuk menghubungkan diri dengan Hyang Widhi Wasa.
Tujuan: Menurut Rsi Patanjali, tujuan Yoga adalah untuk mengendalikan gerak-gerak pikiran (Citta Vrtti Nirodha).
Contoh Tahapan: Dua tahapan yang sering kita lakukan, bahkan saat persiapan sembahyang, adalah Asana (duduk dengan posisi yang nyaman dan rileks) dan Pranayama (mengatur nafas secara teratur).
F. Mīmāmsā Darśana
Fokus: Aliran ini didirikan oleh Rsi Jaimini.
Ajaran Pokok: Mīmāmsā Darśana adalah aliran yang melakukan "pemeriksaan yang kritis". Pokok persoalan utamanya adalah mengenai karma dan ritual. Aliran ini bersifat pluralistik (mengakui banyak realitas) dan realistis.
G. Vedānta Darśana
Fokus: Aliran ini dipelopori oleh Rsi Bādarāyana. Vedānta berfokus pada hakikat tertinggi, yaitu Brahman.
Ajaran Pokok (Sub-Aliran): Vedānta memiliki banyak sub-aliran yang menafsirkan hubungan Atman (jiwa) dengan Brahman (Tuhan):
- Advaita: Dipelopori oleh Śrī Ṣaṇkarācārya.
- Viśiṣṭādvaita: Dipelopori oleh Śrī Rāmānujācārya.
- Dvaita: Dipelopori oleh Śrī Madhvācārya. Aliran ini meyakini adanya "lima perbedaan besar" (Atyanta-bheda) antara Brahman (Tuhan), roh (jiwa), dan materi.
- Bhedābedhā: Dipelopori oleh Śrī Caitanya. Mengajarkan bahwa Brahman adalah realitas tertinggi (Sat Cit Ānanda).
H. Tokoh-Tokoh Pemikir Sad Darśana
Setiap aliran Sad Darśana memiliki tokoh pemikir (Rsi) utama yang menggagas ajarannya:
- Nyāya: Rṣi Gautama
- Vaiśeşika: Rṣi Kaṇāda
- Sāmkhya: Rṣi Kapila
- Yoga: Ṛṣi Patañjali
- Mīmāmsā: Rṣi Jaimini
- Vedānta: Rṣi Bādarāyana
I. Relevansi Konsep Sad Darśana dengan Abad 21
Salah satu ajaran yang sangat relevan saat ini adalah konsep Catur Pramāṇa dari Nyāya Darśana.
Di abad 21 yang penuh dengan informasi (termasuk berita palsu/hoax), ajaran Nyāya melatih kita untuk memaksimalkan proses berpikir kritis.
Contoh: Sebelum menerima sebuah berita sebagai kebenaran, kita harus menganalisisnya dengan konsep Nyāya, yaitu melakukan verifikasi (Pratyakṣa), mencari fakta di lapangan, membandingkan (Upamāna), dan mengecek sumber ahli (Śabda) sebelum mengambil kesimpulan.
J. Aplikasi Konsep Sad Darśana
Aliran Darśana yang ajarannya paling berkembang dan bertahan sampai sekarang di masyarakat Hindu dan dunia adalah Yoga Darśana.
Yoga diaplikasikan sebagai metode disiplin serta teknik untuk mengendalikan tubuh dan pikiran.
Di Nusantara, ajaran Yoga juga diinterpretasi menjadi Saḍangga Yoga (enam tahapan) yang tertulis dalam pustaka suci seperti Gaṇapati Tattwa.
Penerapan tahapan-tahapan yoga ini (seperti Asana, Pranayama, Dhyana) dilaksanakan dalam tata cara pelaksanaan persembahyangan umat Hindu.
Selain Yoga, konsep Sāmkhya (Purusa dan Prakerti) serta konsep ketuhanan monoteisme dari Vedānta juga tetap eksis dalam kehidupan masyarakat Hindu.
Om Santih, Santih, Santih Om.

Posting Komentar untuk "Ringkasan Materi Pertemuan 2: Yoga, Mimamsa, Vedanta, Tokoh, dan Relevansi"
Posting Komentar