Ringkasan Materi Pertemuan 1: Hakikat, Nyaya, Vaisesika, dan Samkhya
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun untuk pertemuan pertama, berikut adalah ringkasan materi (mencakup 3 dari 6 aliran) yang diambil dari Bab 2.
Ringkasan Materi Pertemuan 1: Hakikat, Nyāya, Vaiśeşika, dan Sāmkhya
A. Pengertian dan Pembagian Darśana
Pengertian: Kata Darśana berasal dari bahasa Sansekerta, dari akar kata ‘dṛś’ yang artinya ‘melihat’. Darśana kemudian diartikan sebagai ‘penglihatan’ atau ‘pandangan’. Dalam konteks agama Hindu, Darśana adalah pandangan filsafat atau cara pandang tentang kebenaran yang bersumber dari Weda.
Sad Darśana: Filsafat Hindu dibagi menjadi dua kelompok besar: Astika (yang mengakui otoritas Weda) dan Nastika (yang tidak mengakui Weda). Kelompok Astika inilah yang dikenal sebagai Sad Darśana (enam pandangan filsafat).
Keenam aliran Sad Darśana tersebut adalah:
- Nyāya Darśana
- Vaiśeşika Darśana
- Sāmkhya Darśana
- Yoga Darśana
- Mīmāmsā Darśana
- Vedānta Darśana
B. Nyāya Darśana
Fokus: Aliran ini didirikan oleh Rsi Gautama. Nyāya Darśana berfokus pada cara mendapatkan pengetahuan yang benar (logika). Karena itu, Nyāya sering disebut Tarka Vāda (ilmu perdebatan) atau Pramāṇa Śastra (ilmu tentang logika).
Ajaran Pokok (Catur Pramāṇa): Untuk mengetahui sesuatu itu benar atau salah, Nyāya menetapkan empat cara untuk mendapatkan pengetahuan yang sah (disebut Catur Pramāṇa):
- Pratyakṣa Pramāṇa: Pengetahuan yang didapat melalui pengamatan langsung (persepsi indrawi). Contoh: Kita tahu api itu panas karena melihat dan merasakannya langsung.
- Anumāna Pramāṇa: Pengetahuan melalui kesimpulan atau inferensi (logika). Contoh: Kita melihat asap tebal di kejauhan, kita menyimpulkan (Anumāna) pasti ada api di sana.
- Upamāna Pramāṇa: Pengetahuan melalui perbandingan atau analogi. Contoh: Kita diberitahu bahwa "lembu" adalah binatang seperti "sapi". Saat melihat lembu, kita membandingkannya dengan sapi untuk mengenalinya.
- Śabda Pramāṇa: Pengetahuan melalui kesaksian yang dapat dipercaya, baik dari orang suci, guru, atau Kitab Suci Weda (Sruti dan Smrti).
C. Vaiśeşika Darśana
Fokus: Aliran ini didirikan oleh Rsi Kanāda. Vaiśeşika berfokus pada analisis unsur-unsur pembentuk alam semesta (metafisika). Aliran ini bersifat realistis dan sering dianggap sebagai pelopor ilmu fisika dan kimia karena menganalisis realitas hingga bagian terkecil (atom/Paramaṇu).
Ajaran Pokok (Tujuh Padārtha): Vaiśeşika mengelompokkan semua realitas di alam semesta ini ke dalam tujuh kategori (Padārtha) :
- Dravya (Substansi): Sesuatu yang memiliki kualitas dan gerak (misalnya: Panca Mahabhuta seperti tanah, air, api, udara, akasa; serta Atma, waktu, ruang, dan pikiran).
- Guṇa (Kualitas/Sifat): Sifat yang melekat pada substansi (misalnya: warna, rasa, bau, berat, cair, panas).
- Karma (Gerak): Gerakan atau tindakan (seperti melempar ke atas, ke bawah, berjalan).
- Sāmānya (Keumuman): Sifat umum yang dimiliki banyak hal (misalnya, sifat "kemanusiaan" yang dimiliki semua manusia).
- Viśeṣa (Kekhususan): Sifat unik yang membedakan satu hal dengan lainnya (sifat yang membuat satu atom berbeda dari atom lain).
- Samavāya (Keterhubungan): Hubungan yang permanen dan tidak terpisahkan (misalnya, hubungan antara api dan panasnya).
- Abhāva (Ketidakadaan): Negasi atau ketiadaan sesuatu.
D. Sāmkhya Darśana
Fokus: Aliran ini dipopulerkan oleh Rsi Kapila. Sāmkhya bersifat dualistis, artinya mengakui adanya dua realitas abadi yang menjadi penyebab terciptanya alam semesta.
Ajaran Pokok (Puruṣa dan Prakṛti): Dua realitas abadi tersebut adalah:
- Puruṣa: Jiwa, Diri Sejati, atau Kesadaran Murni. Sifatnya abadi, tidak terbatas, pasif (tidak bertindak), dan hanya bertindak sebagai "Saksi" (Sakṣi) atas segala sesuatu.
- Prakṛti: Materi, zat, atau alam semesta. Sifatnya adalah kebalikan dari Puruṣa; Prakṛti bersifat aktif, kreatif, selalu berubah, namun tidak sadar (Acit).
Proses Ciptaan: Alam semesta tercipta ketika Puruṣa (kesadaran) bertemu dengan Prakṛti (materi). Pertemuan ini menyebabkan Prakṛti yang tadinya "tertidur" menjadi aktif dan berevolusi (melalui Tri Guṇa) menjadi berbagai bentuk ciptaan (mulai dari Mahat atau kecerdasan kosmik, Ahamkara atau ego, Manas atau pikiran, hingga unsur-unsur materi).
Perumpamaan: Hubungan keduanya diibaratkan seperti orang lumpuh (Puruṣa) yang duduk di pundak orang buta (Prakṛti). Keduanya bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Bersambung ke Ringkasan Materi Pertemuan 1

Posting Komentar untuk "Ringkasan Materi Pertemuan 1: Hakikat, Nyaya, Vaisesika, dan Samkhya"
Posting Komentar